Contoh Makalah Kewirausahaan Kerusahan Pangan Tahu tanpa Pengawetan

Kerusakan
Tahu tanpa Pengawetan
![]() |
Disusun oleh :
Nama Kelompok :
·
Aan
Yuliawati
·
Agustin
Rahayu N.
·
Alvira
Dewi M
·
Angeline
Han
·
Apriela
Nadia
·
Arsya
Putri N
Kelas : X Akuntansi 1
Jurusan : Akuntansi
2015/2016
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Ilmiah yang berjudul “Kerusakan Tahu tanpa Pengawetan” telah disahkan dan disetujui pada:
Hari :
Tanggal :
Disetujui oleh :
Pembimbing
Zulfiana Bokhari, S.Pd
KATA PENGANTAR
Puji syukur
atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Kerusakan Tahu tanpa Pengawetan “, yang mana makalah ini disususn bertujuan untuk memenuhi tugas
Kewirausahaan pada Bab 4 yaitu Bab Pengolahan dan Wirausaha Pengawetan Bahan Nabati dan
Hewani dan tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada:
·
Kepada orang tua kami yang telah
memberikan dukungan dalam penyusunan karya tulis ini.
·
Bapak dan ibu guru pembimbing
yang telah memberikan bimbing
kepada penyusun karya tulis ini.
·
Kepada kelompok
3 yang berbaik hati memberikan bantuan pada pembuatan makalah kami.
·
Kepada teman
teman yang berpartisipasi dalam menyusun makalah ini.
Kami
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penyajian
data dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.
Dengan di susunya karya tulis ini
kami berharap mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca. Dengan tidak mengurangi rasa hormat
kepada para pembaca kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca, untuk lebih kesempurnaannya karya
tulis yang kami susun ini.
Tak lepas
dari kekurangan, kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Saran dan kritik yang membangun diharapkan demi karya yang lebih baik
dimasa mendatang.Besar harapan kami semoga makalah ini membawa manfaat
khususnya bagi kami dan bagipembaca pada umumnya.
Demikian
makalah ini kami susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan banyak
terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesarbesarnya.
Balikpapan, 22 Februari 2016
Penyusun
Kelompok 1
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL……………………………………………………………………….......i
HALAMAN
PENGESAHAN....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………...............................iii
DAFTAR
ISI……………………………………………………………………......................iv
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………..........................1
1.1
Latar
Belakang…………………………………………………………………….1
1.2
Rumusan
Masalah…………………………………………………………............1
1.3
Tujuan
Penulisan ………………………………………………………….............1
1.4
Metode
Penulisan …………………………………………………………............2
1.5
Manfaat
Penelitian …………………………………………………………...........2
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………...............3-10
BAB III KESIMPULAN
........................……………………………………………...............11
DAFTAR
PUTAKA………………………………………………………………………......12
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan dan pengawetan pangan
telah dimulai dari zamna prasejarah saat manusia memposes bahan mentah menjadi
berbagai jenis makana dengan cara
pemanggangan diatas api, pengasapan, perebusan, fermentasi, pengeringan dengan
matahari dan penggaraman.
Mutu bahan terbaik adalah saat
setelah pemanenan dan pemotongan. Kondisitersebut tidak berlangsung lam,
tergantug pada derajat kematangan waktu pemanenan. Bberapa bahan pangan dapat
menurun mutunya dalam satu atau dua hari atau beberapa jam setelah pemotongan. Bahan
hasil pertanian, peternakan atau perikanan tersebut akan teru mengalami
kerusakan sehingga terjadi penurunan mutu.
Setiap produk makanan dan
minuman mempunyai masa keawetan yang berbeda beda, banyak hal yang
memengaruhinya.
Kerusakan bahan pangan dapat disebabkn oleh
beberapa faktor yaitu sebagai berikut.
1. pertumbuhn
dan aktivitas mikroba
1. Aktivitas
enzim didalam bahan pangan
2. Serangga,
parasit dan tikus
3. Suhu
4. Kadar
air
5. Udara
6. Sinar
7. Jangka
waktu penyimpanan
1.2 Perumusan Masalah
1.2 Perumusan Masalah
Apa yang akan terjadi bila tahu disimpan didalam kulkas dan di taruh pada
suhu ruang pada 6 hari ?
1.2
Tujuan
Penulisan
Agar siswa mengetahui faktor faktor penyebab kerusakan pangan
1.4 Metode
Penulisan
Metode
pengumpulan data dengan cara :
1.
Metode abservasi
Yaitu
metode dengan cara melihat langsung pada objek penelitian.
2.
Metode dokumemter
Yaitu
metode dengan memperoleh data dengan cara pengamatan atas
data-data/dokumen-dokumen yang mendukung penelitian.
1.5 Manfaat Penulisan
Hasil Penulisan ini dapat dimanfaatkan sebagai suatu
materi untuk pelajaran Kewirausahaan
BAB
II
Pembahasan
2.1
Alat dan Bahan Percobaan
Alat:
1.
Wadah
-enam
(6) buah untuk tahu
2.
Kulkas
Bahan:
-
Enam(6) potong tahu
2.2
Langkah Kerja
Pengamatan
Tahu
1. Siapkan
tahu dan wadah.
2. Letakan
setiap potong tahu pada 6 wadah yang terpisah.
3. Simpan
3 wadah di suhu ruangan dan 3 wadah lagi dilemari pendingin( suhu 2- 8 ̊ C).
4. Amati
setiap hari selama 5 hari dan catat / rekam kerusakan apa yang terjadi baik
dalam tulisan mauoun gambaran.
2.3
Lembar Kerja
No
|
Tanggal
|
Contoh
ke-
|
Catatan
Pengamatan
|
1.
|
16
Februari 2016
|
1
|
Percobaan
dimulai
|
|
|
2
|
Percobaan
dimulai
|
|
|
3
|
Percobaan
dimulai
|
|
|
4
|
Percobaan
dimulai
|
|
|
5
|
Percobaan
dimulai
|
|
|
6
|
Percobaan
dimulai
|
Keterangan:
Percobaan
tahu 1-3 : Pada Lemari Pendingin
Percobaan
tahu 4-6 : Pada suhu kamar
Gambar (gambar
atas : dalam kulkas, gambar bawah: di ruangan)



2
|
17
Februari 2016
|
1
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
2
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
3
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
4
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
5
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
6
|
Tidak
ada perubahan
|
Keterangan:
Percobaan tahu
1-3 : Pada Lemari Pendingin
Percobaan
tahu 4-6 : Pada suhu kamar
Gambar
(gambar atas : dalam kulkas, gambar bawah: di ruangan)



3
|
18
Februari 2016
|
1
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
2
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
3
|
Tidak
ada perubahan
|
|
|
4
|
Tahu
pecah pecah, lembek dan mengkerut
|
|
|
5
|
Tahu
pecah pecah, lembek dan mengkerut,
|
|
|
6
|
Tahu
pecah pecah lembek dan mengkerut
|
Keterangan:
Percobaan
tahu 1-3 : Pada Lemari Pendingin
Percobaan
tahu 4-6 : Pada suhu kamar
Gambar
(gambar atas : dalam kulkas, gambar bawah: di ruangan)
![]() |
|||
![]() |

4
|
19
Februari 2016
|
1
|
Mulai
agak beku, dan Tidak ada perubahan warna, kering, sedikit bau
|
|
|
2
|
Mulai
agak beku, dan Tidak ada perubahan warna, kering, sedikit bau
|
|
|
3
|
Mulai
agak beku, dan Tidak ada perubahan warna, kering, sedikit bau
|
|
|
4
|
Tahu
berbau busuk, bentuk mengecil, tekstur lembek dan warna mulai berubah
|
|
|
5
|
Tahu berbau busuk, bentuk mengecil, tekstur
lembek dan warna mulai berubah
|
|
|
6
|
Tahu
berbau busuk, bentuk mengecil, tekstur lembek dan warna mulai berubah
|
Keterangan:
Percobaan
tahu 1-3 : Pada Lemari Pendingin
Percobaan
tahu 4-6 : Pada suhu kamar



5
|
20
Februari 2016
|
1
|
Tahu
agak beku dan Tidak ada perubahan warna, kering, agak bau
|
|
|
2
|
Tahu
agak beku dan Tidak ada perubahan warna, kering, agak bau
|
|
|
3
|
Tahu
agak beku dan Tidak ada perubahan warna, kering, agak bau
|
|
|
4
|
Bentuknya
mengecil, teksturnya lembek, warnanya berubah dan berbau
|
|
|
5
|
Bentuknya
mengecil, teksturnya lembek, warnanya berubah dan berbau
|
|
|
6
|
Bentuknya
mengecil, teksturnya lembek, warnanya berubah dan berbau
|
Keterangan:
Percobaan
tahu 1-3 : Pada Lemari Pendingin
Percobaan
tahu 4-6 : Pada suhu kamar



6
|
21
Februari 2016
|
1
|
Tahu
menjadi agak beku, agak keras dan tidak ada perubahan warna
|
|
|
2
|
Tahu
menjadi agak beku, agak keras dan tidak ada perubahan warna
|
|
|
3
|
Tahu
menjadi agak beku, agak keras dan tidak ada perubahan warna
|
|
|
4
|
Bentuknya
mengecil, tekturnya lembek dan berlendir, baunya tidak enak dan air
menguning, kulitnya berjamur
|
|
|
5
|
Bentuknya
mengecil, tekturnya lembek dan berlendir, baunya tidak enak dan air
menguning, kulitnya berjamur
|
|
|
6
|
Bentuknya
mengecil, tekturnya lembek dan berlendir, baunya tidak enak dan air
menguning, kulitnya berjamur
|
Keterangan:
Percobaan
tahu 1-3 : Pada Lemari Pendingin
Percobaan
tahu 4-6 : Pada suhu kamar



BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bila bahan makanan ditaruh pada suhu kamar,
maka bahan makanan tersebut tidak awet atau terjadi pembusukan pada bahan
pangan dan bahan pangan tersebut akan mengalami perubahan bentuk, tekstur dan
warna
Bila
bahan makan di taruh pada lemari pendingin, maka bahan tersebut akan awet
selama beberapa lama.
DAFTAR
PUSTAKA
Makalah kelompok 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar